Advertisement


Renungan Inspiratif - Jejak Hujan di Padang Pasir

Kisah Motivasi dan Cerita Inspiratif


Semua perempuan yang dilahirkan tanpa adanya kelebihan misalnya paras yang cantik, kekayaan yang melimpah atau kepintaran dan kecerdasan yang tinggi pasti pernah merasakan dimana dia merasa sangat iri terhadap perempuan lain yang lebih dari dirinya, walaupun tidak sering tapi pasti sempat terbersit tentang hal itu.

Kalau kata aku sih itu wajar, kenapa?

Penilaian atau pandangan orang lain terhadap dia seringkali terlalu mendiskriminasikan dikarenakan kebanyakan orang begitu berlebihan dalam menyanjung si perempuan berparas cantik. kaya. dan cerdas lainnya. Tapi bukan berarti dia harus terus merasa jelek atau merendahkan diri atau apapun, paling enggak cobalah melakukan sesuatu yang dapat menonjolkan kelebihannya. Kalau masih tidak punya juga? Wah.. Pasti ada kok, tiap manusia diciptakan dengan kelebihannya masing-masing.

Memang enak yah jadi orang cantik yang udah cantik dari sananya. Mau dandan kayak bagaimana juga tetap cantik dan semua orang mengaku kalau dia cantik.

Memang enak yah jadi orang cantik karena pintar dandan. Setidaknya masih bisa terlihat cantik dan beberapa orang bilang dia cantik.

Yang kasian tuh orang yang mutlak. Jeleknya.
Tapi setidaknya tetaplah bersyukur telah diciptakan sempurna.

Aku bukan termasuk orang yang cantik dari sananya. Biasa aja, standar, bahkan kalau orangnya tidak suka sama aku pasti aku disebutnya jelek. Aku terlahir tidak dengan kulit yang putih ataupun kuning langsat, bisa dibilang hitam dan sering kali dikata-katain sama orang karena masalah ini ( SARA banget tuh orang kan?!)

Aku terlahir bukan dengan kecerdasan orang jenius, tapi tidak mau disebut bodoh juga. Huehehehe. Begini-begini aku tuh lumayan (bodohnya).

Dan lagi-lagi aku juga bukan termasuk cewek dengan tingkat kekayaan yang 'wah' tapi cukup buat bisa bertahan hidup (thx to my pap). Terkadang atau bahkan seringkalinya aku bertanya (lebih dengan nada putus asa) kenapa Tuhan memberikan cobaan dalam kehidupanku baik dalam keluarga atau pun cinta begitu berat terasa. Dan sering kalinya akhirnya aku menyadari pula bahwa aku masih tetap harus bersyukur karena aku masih mampu bertahan.

Hidupku bisa dibilang jalannya datar-datar aja, terkadang aku jalan di jalan yang benar terkadang aku berbelok ke jalan yang kurang benar (tidak mau dikatain salah).

Aku pernah merasa iri banget sama temanku yang bisa dibilang sangat menarik perhatian lawan jenis ataupun sejenis (sekedar berteman sesama orang cantik). Wuih, jangan salah. Irinya. Nyata. Kalau lagi jalan hampir semua mata hanya tertuju padanya. Kalau ada yang mengajak kenalan pasti ke dia. Kalau memberi diskon ataupun traktir pasti ke dia. Sedangkan aku? Cuma sebagai bayangan di baliknya. Mungkin salah satu dari mereka bertanya kenapa aku bisa berteman dengannya.

Dulu itu yang aku rasain,...

Tapi sekarang?

Aku masih tetap aku yang seperti dulu. Tidak banyak yang berubah kecuali makin lebih sedikit dewasa. Wajah aku masih tetap sama. Sifatku juga gak berubah. Tapi aku yang sekarang mencoba lebih bersykur. Aku masih belum mendapatkan 'harta berharga'ku. Aku belum mendapatkan kebahagian yang sebenarnya. Tapi aku tau siapa diriku. Aku mencoba tau potensiku dan kekuranganku, jadi aku bisa melangkah dengan percaya diri,aku tidak perlu menjadi seperti dia, karena setiap orang punya porsi kebahagiaannya sendiri.

Mungkin dia terlihat bahagia, tapi siapa yang tahu dalam hatinya? Mungkin dia merasa risih dengan pandangan orang tentangnya.

Mungkin aku memang belum mendapatkan seseorang yang bisa tulus mencintaiku seperti orang lain.
Mungkin aku memang tidak banyak disukai.

Tapi aku percaya...
Hanya dapat percaya... Tuhan menciptakan hambaNya berpasang-pasangan, pasti ada satu entah dimana dia berada yang bisa mencintaiku dengan tulus.
Mungkin aku memang belum mendapatkan kebahagian yang sebenarnya.

Tapi aku percaya...
Hanya dapat percaya... Tuhan telah menyiapkan kebahagianku di depan sana.

Atau jika Tuhan memang mentakdirkanku tetap tak memiliki kebahagiaan itu, aku akan tetap menjadi aku...
Tapi aku tak akan mau untuk hanya menjadi jejak hujan di padang pasir.
Jika aku harus menjadi...
Aku akan menjadi jejak hujan di bebatuan.

Inspirational Quote:
Tuhan tidak membuat kesalahan ketika Dia menciptakanmu. Kamu hanya harus melihat dirimu seperti Tuhan melihatmu. - Joel Osteen



Renungan Inspiratif - Jejak Hujan di Padang Pasir oleh Kisah Motivasi


Post a Comment

1 Comments

  1. setiap manusia di dunia ini memiliki kelebihannya masing-masing, hanya saja orang itu sendiri yang harus menemukan berlian yang ada di dalam dirinya dan mengasahnya dengan penuh kesabaran agar bersinar.

    Tapi sadarkah kamu, kejelekkan pun termasuk anugerah yang diberikan Tuhan pada manusia.
    Sebab dengan adanya jelek maka cantik bisa berarti, coba saja anda bayangkan kalo semua orang di dunia ini canti atau tampan,
    bagaimana anda akan bisa membandingkan siapa yang paling cantik atau tampan di antara semua orang cantik/tampan.

    Plus dengan diberikannya kejelekkan wajah oleh Tuhan kepada seseorang, Maka sebenarnya Tuhan telah menjaga orang tersebut dari hal-hal zina/tercela yang bisa ditimbulkan oleh kecantikan.

    Bayangkan saja bila anda kurang cantik aka jelek,maka anda akan kurang disenangi oleh lawan jenis anda. Tetapi dengan begitu pula anda akan jauh dari menghargai orang yang menyenagi anda.
    Dan anda akan jauh dari sifat suka mempermainkan perasaan orang lain. Banyak orang canti/tampan yang kadang suka seenaknya mempermainkan perasaan orang lain. Mereka berpikir (orang cantik/tampan tsb) "Aku kan cantik/Tampan,jadi wajar banyak yang suka, Toh dia sendiri yang mulai suka sama aku duluan,N aku g da kewajiban untuk balas perasaan mereka juga".

    Maka bersyukurlah atas apa adanya dirimu sendiri,
    Kamu tak perlu jadi merak bila kamu hanya bisa menjadi nuri. Jadilah sebaik-baiknya Dirimu.....

    ReplyDelete